Kamis, 26 April 2012


Latar Belakang 

Maraknya berita tentang pelajar yang tertangkap berkeliaran saat jam belajar sekolah (membolos) membuat pihak sekolah harus semakin meningkatkan pengawasan terhadap anak didik mereka. Meskipun ini merupakan masalah klasik yang terjadi di lingkungan pendidikan sekolah, tetap saja penanganannya menjadi tidak mudah apabila tidak ada kerja sama antara pihak sekolah dengan para orang tua wali murid.

Tindakan bolos sekolah perlu penanganan yang serius. Hal ini dikarenakan tindakan bolos sekolah merupakan tindakan indisipliner yang akan memicu tindakan indisipliner lain yang umumnya berkaitan dengan kenakalan remaja yang berakibat penurunan kualitas remaja sebagai generasi muda penerus bangsa. Misalnya, banyak dari pelajar yang rela bolos sekolah hanya untuk bermain game online, merokok, sekedar nongkrong di mall, dan lain-lain. Penanganan bolos sekolah juga mengantisipasi adanya  pelajar melakukan pelanggaran hukum seperti penggunaan narkoba, senjata tajam dan peredaran film porno di Handphone.

Senada dengan hal diatas, permasalahan siswa yang sering bolos sebenarnya dialami bukan hanya oleh siswa yang berada di Indonesia saja, bahkan di Negara Adi daya seperti Amerika Serikat pun mengalaminya, seperti yang dikutip dari review artikel, Jurnal : Approaches To Truancy Prevention (2002) berikut ini :
Setiap hari, di Amerika Serikat ratusan dari ribuan remaja absen dari sekolah tanpa ijin dan alasan yang jelas. Di negara ini, membolos adalah masalah yang mulai meresahkan. Karena menurut beberapa penelitian, perilaku membolos sangat dipercaya sebagai prediktor munculnya perilaku delinkuen pada remaja (studi mencatat 75-85% pelaku kenakalan remaja adalah remaja yang suka membolos atau sangat sering absen dari sekolah). Di AS, siswa yang membolos disebut sebagai Person in Need of Supervision (PINS) atau orang yang
membutuhkan pengawasan.

Oleh karena itu setiap pengelola sekolah sangat berkepentingan dan harus betul-betul melihat absensi siswa sebagai permasalahan yang tidak dianggap remeh begitu saja dalam penanganan siswa yang sering absen.

Lemahnya komunikasi pihak sekolah dengan para orang tua wali murid menjadi celah yang dimanfaatkan siswa didik untuk melakukan bolos sekolah. Apabila tidak melakukan konfirmasi dengan pihak sekolah, para orang tua pada umumnya tidak memantau anaknya pada saat jam sekolah, yaitu apakah keberadaan anaknya benar-benar sedang mengikuti jam kegiatan belajar mengajar disekolah atau sedang berkegiatan ditempat lain..

Berdasarkan permasalahan diatas maka diperlukan teknologi alternatif yang dapat membantu orang tua atau wali murid dalam mengontrol keberadaan siswa di sekolah yaitu melalui sebuah sistem yang dapat memberi tahu orang tua/wali murid akan keberadaan siswa di sekolah berbasis teknologi SMS (Short Message Service). Melalui aplikasi ini pihak sekolah bisa memberitahukan keberadaan siswa didik kepada orang tua  wali murid dengan cara mengirimkan SMS.

Teknologi SMS cocok digunakan untuk mendukung sistem tersebut karena saat ini sudah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Kelebihan dari SMS adalah biayanya yang murah, cepat, dan langsung pada tujuan. Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa hingga orang lanjut usia hampir semuanya memanfaatkan teknologi SMS ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diambil judul “Aplikasi Absensi Sebagai Alat Kontrol Kehadiran Siswa di Sekolah Berbasis Short Message Service”. Dengan ini diharapkan dapat membantu baik sekolah maupun orang tua/wali murid dalam mencegah tindakan bolos sekolah yang akhir-akhir ini semakin marak dilakukan oleh siswa sekolah.

Download file disini
password lihat disini

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!